Suku Ammatoa atau Suku Kajang ini adalah suku yang mencintai alam. Kecintaan Suku Kajang terhadap lingkungan dikarenakan Suku Kajang yang menganggap hutan selayaknya ibu sendiri, karena ibu adalah sosok yang dihormati dan dilindungi.

Ciri khas yang ada pada Suku Kajang ini adalah pakaian yang dikenakan oleh Suku Kajang, Suku kajang selalu menggunakan pakaian berwarna hitam dan tidak memakai alas kaki. Jika ada wisatawan yang ingin berkunjung maka pakaian yang diwajibkan memakai pakaian berwarna hitam. Karena menurut Suku Kajang warna hitam memiliki makna persamaan, persatuan dalam segala hal, dan kesederhanaan.

Semua hitam merupakan sama. Warna hitam juga menunjukkan kekuatan serta derajat di mata sang pemilik jagat. Kesamaan yang terkandung dalam warna ini juga dalam menyikapi tentang kondisi lingkungan, terutama kelestarian hutan yang wajib dijaga karena merupakan sumber dari kehidupan.



Warna hitam menunjukkan kekuatan, kesamaan derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus dijaga keasliaannya sebagai sumber kehidupan. Dengan begitu mereka mampu bersyukur dan tetap mengakui keberadaan sang pencipta alam semesta yakni Tu Rie’A’ra’na (Tuhan)


Tu Rie’A’ra’na menurunkan perintah-Nya kepada masyarakat Kajang dalam bentuk pasang (sejenis wahyu dalam tradisi agama Abrahamik) melalui manusia pertama yang bernama Ammatoa. Secara harfiah, pasang berarti “pesan”. Namun, pesan yang dimaksud bukanlah sembarang pesan. Pasang adalah keseluruhan pengetahuan dan pengalaman tentang segala aspek dan lika-liku yang berkaitan dengan kehidupan yang dipesankan secara lisan oleh nenek moyang mereka dari generasi ke generasi (Usop, 1985).
Adapun kesenian masyarakat suku kajang antara lain:
 
1. Tari Pa’bbitte Passapu: untuk acara kegembiraan seperti acara pernikahan, penjemputan tamu, dan lain – lain. Tari Pa’bitte Passapu di tampilkan pada acara-acara adat, acara penjemputan tamu yang dihormati. Tarian ini sering ditampilkan di luar kawasan adat dan diberikan imbalan sesuai kemampuan orang yang mengundang para penari.


 2. Seni suara berupa nyanyian (kelong): kelong diiringi gendang dan dinyanyikan dalam rangkaian pa’bitte passapu untuk acara kegembiraan. 


3. Seni teater: menggambarkan sosok Ammatoa dan pendampingnya. 


4. Seni drama: Angngaru 


5. Seni musik: menggunakan alat berupa suling (Basing). 


Untuk Menonton FILM tentang Suku Kajang 👇

SUKU KAJANG

Post a Comment